TIPS
MENGATASI ANAK MALAS BELAJAR
ANAK tidak mau belajar atau malas
untuk membaca buku pelajaran???? sering
jadi keluhan orangtua. Dimana anak lebih suka melihat tayangan televisi,
seperti sinetron, film atau bermain dengan teman-teman sebayanya.
Jika anak tidak mau belajar, mereka
menganggap bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang kurang menyenangkan
dibandingkan dengan bermain atau nonton. Untuk mengatasi anak yang malas
belajar adalah dengan membuat anak menganggap bahwa belajar adalah kegiatan
yang menarik, menyenangkan atau membuat mereka sadar bahwa belajar adalah suatu
kebutuhan.
Berikut ini adalah tips untuk mengatasi anak yang malas belajar :
1. Memberi sentuhan pada titik peka anak
Sebagai orangtua
sekaligus sebagai pendidik bagi anak harus memiliki kesabaran untuk memulai
menyentuh titik peka anak dengan memberi perhatian khusus pada hal-hal yang
amat menarik perhatian anak. Hal ini perlu dilakukan untuk memperoleh tanggapan
dan perhatian anak. Dengan demikian anak tentunya akan terbuka menerima
pendapat dengan perasaan senang dan gembira, bebas dari perasaan tertekan,
takut dan terpaksa. Pada akhirnya anak akan menerima pemahaman, betapa penting
dan dibutuhkan proses belajar untuk mencapai tujuan (memperoleh keperkasaan
menurut daya nalarnya). Dalam hatinya pun tergerak untuk melakukan dan
merencanakan kegiatan belajarnya. Hanya saja di sini dibutuhkan kesabaran kita
untuk melakukan pendekatan kepada anak.
2. Membangkitkan nilai plus anak
Satu pengharapan
orangtua tentunya menginginkan anak itu terpacu semangatnya untuk belajar. Anak
belajar atas inisiatif, kesadaran sendiri dan proses belajar itu sudah menjadi
suatu kesadaran kebutuhannya untuk mencapai suatu kecakapan khusus serta ingin
menonjolkan kelebihan-kelebihannya lebih dari yang lainnya.
Untuk menyentuh perasaan atau keinginan bawah sadar anak agar dirinya merasa
"tertantang" untuk melakukan sesuatu yang positif, kita dapat
mengambil contoh dari tokoh film herois dan tokoh dunia yang sukses. Kita dapat
mengungkapkan, bahwa untuk menjadi orang yang sukses dibutuhkan perencanaan
belajar, cara-cara belajar yang baik, tahu apa yang hendak dipelajari dan tahu
menerapkan apa yang dipelajari, sehingga tertanam pemahaman belajar yang bukan
asal belajar.
3. Mengembangkan cita-cita anak
Kita harus
berperan aktif untuk mendorong anak agar memiliki cita-cita hidup sesuai dengan
taraf perkembangan daya nalarnya dan usianya. Cita-cita anak selalu berubah
sesuai dengan perkembangan usia dan daya nalar anak. Kita dapat memberi contoh
agar anak mau mengembangkan imajinasi dirinya atau mengidentifikasikan dirinya
jika sudah dewasa ingin menjadi apa dirinya. Dengan terpatrinya sebuah
cita-cita hidup dalam hati nurani anak, akan menumbuhkan motivasi instrinsik
pada diri anak untuk lebih giat belajar dan lebih terbuka untuk mengembangkan
perencanaan belajarnya.
4. Menentukan waktu belajar anak yang tepat
Jika anak telah
sadar dan tergerak hatinya untuk melakukan kegiatan belajar kesempatan yang
baik ini jangan kita sia-siakan. Kita dapat mengarahkan dan menentukan kapan
waktu belajar anak. Hal-hal yang perlu diperhitungkan dalam menentukan waktu
belajar anak di rumah, antara lain: sesuai dengan keinginan anak, jangan
berbenturan dengan waktu keinginan-keinginan lain yang dominan pada anak,
seperti ingin menonton film kartun favoritnya, dan sebagainya. Kondisi fisik
dan psikis anak dalam keadaan fresh (segar) bebas dari rasa lelah, mengantuk,
gangguan penyakit, rasa marah dan sebagainya.
5. Mengembangkan tujuan belajar
Agar anak
mengetahui mafaat dan arah yang dipelajarinya, biasakan belajar dengan
bertujuan. Dengan adanya tujuan belajar akan lebih bermakna, karena anak
mengetahui . Mengembangkan cara-cara belajar yang baik pada anak. Gairah
belajar anak akan tumbuh jika dirinya mengetahui bagaimana dengan jelas apa
yang hendak dipelajari dan apa yang dikuasainya. Anak pun akan mudah memusatkan
perhatian pada pelajarannya.
6. Cara belajar yang efektif dan efesien
Untuk mencapai
tujuan belajar anak, Anda perlu membekali anak bagaimana cara-cara belajar yang
efektif dan efesien. Kita dapat mananamkan pengertian pada anak bahwa dalam
belajar juga sangat dibutuhkan teknik belajar yang baik, agar belajar itu lebih
bermakna dan memudahkan pencapaian tujuan belajar.
7. Mengembangkan rasa percaya diri anak
Sudah tentu
menjadi suatu keharusan bagi kita untuk bisa membangkitkan dan memupuk rasa
percaya diri anak sedini mungkin. Rasa percaya diri adalah sumber motivasi yang
besar bagi anak untuk memusatkan perhatian pada pelajarannya. Dengan adanya
percaya diri pada anak, akan tumbuh semangat "dia mampu berbuat atau
melakukan". Sesuatu yang sulit dalam pelajaran menjadi tantangan untuk
ditaklukkan dan utnuk dikuasai. Anak punya keyakinan mampu melakukan tidak akan
gampang menyerah dalam menghadapi kesulitan atau hambatan dalam belajar.
Kreativitas dan imajinasi berpikir akan berkembang untuk mencari cara-cara
mengatasi kesulitan.
Sumber: http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberitaminggu&kid=13&id=54915